Selasa, 23 Februari 2010

Astronom Pecahkan Rahasia Supernova


INILAH.COM, Jakarta - Astronom NASA akhirnya berhasil mengungkapkan penyebab ledakan kosmik. Cahaya dan penggabungan bintang kerdil disinyalir jadi awal mula fenomena penanda kosmik itu.

Para ilmuwan menggunakan laboratorium Chandra X-ray NASA untuk mempelajari supernova di lima galaksi elips terdekat dan wilayah tengan galaksi Andromeda, sebuah galaksi spiral yang paling dekat dengan galaksi Bima Sakti.

Marat Gilfanov dari Institut Astrofisika Max Planck di Jerman mengatakan, “Suatu hal yang memalukan tidak mengetahui bagaimana mereka bekerja. Saat ini kami mulai mengerti bagaimana cahaya menyebabkan ledakan tersebut.”

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Nature itu memberikan saran bahwa supernova tipe 1a yang paling bersinar adalah hasil gabungan antara dua bintang putih kerdil, yakni nama yang diberikan kepada bintang tua yang akan hancur atau mati.

Bintang tersebut menjadi tidak stabil ketika mereka mencapai batas ambang beban berat yang menyebabkan ledakan bintang.

Sebelumnya diperkirakan bahwa supernova tipe 1a juga disebabkan oleh pertambahan ketika gravitasi sebuah bitang yang membentuk materi yang menjadi tidak stabil.

Meskipun demikian Akos Bogdan dari Institut Max Planck mengatakan, “Jika supernova disebabkan oleh pertambahan bintang maka galaksi akan kira-kira 50 kali lebih terang daripada sinar x dari hasil observasi sebenarnya.”

Masih belum jelas apakah penggabung juga menjadi sebab utama supernova di galaksi spiral.

Pasangan bintang kerdil ekstrim sulit untuk ditemukan. Sekalinya bintang kerdil putih spiralnya berada dalam jarak ketika akan bergabung, hanya butuh 10 detik untuk meledak.

Supernova seringkali digunakan oleh astronom sebagai penanda kosmik dalam jarak mil untuk mengukur penambahan luas alam semesta.

Sumber : inilah.com

Setelah 80 Tahun, Pluto Tetap Misteri


INILAH.COM, Jakarta - Pluto yang ditemukan 80 tahun lalu hingga kini masih diperdebatkan. Beberapa ahli menemukan banyak kejanggalan yang membuat Pluto tidak layak sebagai planet selain adanya keunikan tersendiri.

Dunia bulat yang aneh itu, statusnya diturunkan dari planet menjadi planet kerdil pada tahun 2006 dan kemudian diklasifikasikan ulang.

Ilmuwan masih belum yakin bahan yang membuat Pluto, bagaimana terbentuknya, atau bagaimana secara aneh dibandingkan dengan delapan planet lainnya.

Ada pertentangan ketika mendefinisikan Pluto. Beberapa bepikir Pluto adalah planet, sedangkan lainnya menyebut sebagai planet kerdil atau plutoid.

NASA memiliki pesawat ruang angkasa yang terbang ke Pluto dan bertugas membuat gambar jarak dekat pada 2015. Gambar terbaik Pluto hingga sejauh ini adalah diambil tahun 2010 oleh teleskop ruang angkasa Hubble.

Perburuan Pluto dimulai pada tahun 1905 ketika Percival Lowell membuat hipotesis tentang kemungkinan kehadiran sebuah planet X di sistem tata surya terluar manusia. Lowell meninggal sebelum Pluto ditemukan.

Kemudian Clyde Tombaugh menemukannya pada tanggal 18 Februari 1930 dengan sebuah alat pemindai yang terkonsentrasi ke langit.

Tombaugh membandingkan dua foto yang diambil dari hasil observasi Lowell dan mencatat pergerakan obyek melawan latar belakang bintang.

Sebagian besar orbit Pluto di luar Neptunus. Tetapi polanya berbentuk empat persegi panjang jadi Pluto menghabiskan bagian orbit 248 tahun, waktu yang diambil untuk membuat satu lingkaran melingkari matahari dalam orbit Neptunus.

Pola Pluto secara ekstrim melandai sebanyak 17,1 derajat, dari tempat utama sistem tata surya di mana planet lainnya berjalan.

Asteroid juga melingkari matahari dalam sistem tata surya sebagai arus utama. Demikian juga halnya komet. Tetapi banyak komet seperti Pluto yang memiliki orbit yang lebih landai.

Kesamaan ini, ditambah dengan ukuran Pluto yang kecil, lebih kecil daripada bulannya Bumi, menuntun pada penurunan tingkatan derajat Pluto.

Studi pada tahun 2003 menunjukkan bahwa dibandingkan dengan planet yang tidak memiliki atmosfer, Pluto memiliki angin dan musim dan baru-baru ini muncul fase pemanasan global.

Sebuah teori utama formasi Pluto dan bulan terbesarnya, Charon adalah sebuah hal yang menarik. Asal mula Pluto ditabrak oleh obyek lainnya yang seukuran dengan Pluto.

Sebuah ledakan hebat dan banyaknya kosmik yang terpencar dan berdaur ulang menjadi lapisan baru dengan rotasi anyar pula. Bukti observasi Charon lebih besar daripada bulan lainnya jika dihubungkan dengan ukuran planet induknya, semakin membuat buram Pluto.

Sumber : inilah.com

Senin, 22 Februari 2010

Charger Pakai Matahari Jadi Sumber Energi


Jakarta - Sebuah perusahaan asal Finlandia bernama Suntrica membuat charger yang memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber energi. Jadi ketika di tengah jalan, tak perlu repot-repot mencari colokan listrik untuk mengisi baterai ponsel, MP3 dan gadget lainnya.

SolarStrap -- nama perangkat unik ini -- dikatakan perusahaan pembuatnya bekerja dengan cara menangkap energi sinar matahari yang tidak terbatas jumlahnya tersebut untuk kemudian diubah menjadi energi listrik.

Pengguna tinggal membiarkan alat tersebut di tengah matahari yang terik, nanti setelah beberapa saat bisa langsung ditransfer ke perangkat elektronik. Hanya saja, tidak disebutkan ukuran energi yang bisa ditampung dan seberapa cepat proses chargernya.

SolarStrap sendiri baru saja dipamerkan di ajang Mobile World Congress 2010 yang berlangsung di Barcelona, Spanyol, yang berakhir 18 Februari lalu.

Dikutip detikINET dari Bikyamasr, Jumat (19/2/2010), negeri petro dolar Uni Emirat Arab (UEA) direncanakan bakal menjadi salah satu negara pertama yang siap memasarkan alat ini.

Pasalnya, jelas di sana sumber matahari berlimpah. Terlebih daerah itu masih cukup banyak memiliki padang pasir yang siap memancarkan sinarnya yang panas. Jadi kehadiran SolarTrap sepertinya akan efektif.

Sumber : http://www.detikinet.com

Toshiba Godok Headphone Pembaca Pikiran


Jakarta - Tak hanya dipakai untuk mendengarkan musik, headphone Toshiba nantinya juga bisa dipakai guna memainkan game lewat pikiran saja.

Ya, perusahaan elektronik asal Jepang itu telah mengembangkan headphone yang dibenami sensor gelombang otak. Alhasil, ia bisa membaca pikiran penggunanya.

Sebenarnya teknologi ini awalnya akan dipakai untuk bidang kesehatan sebagai piranti pembaca gelombang otak. Akan tetapi nantinya piranti ini akan tersedia bagi publik.

Dengan dilengkapi teknologi Bluetooth, headphone ini bisa disambungkan dengan PC. Melalui sebuah software khusus, gelombang otak yang dibaca pun bisa dimonitor secara real time.

Dilansir detikINET dari Mirror, Selasa (23/2/2010), pengguna juuga bisa merekam hasil pembacaan gelombang otaknya. Bahkan, lebih menarik lagi, alat ini bisa dipakai untuk nge-game hanya dengan gelombang otak.

Kapan headphone ini akan segera muncul di pasaran? Entahlah, karena Toshiba belum membeberkan rencananya.

Sumber : http://www.detikinet.com