Selasa, 23 Februari 2010

Setelah 80 Tahun, Pluto Tetap Misteri


INILAH.COM, Jakarta - Pluto yang ditemukan 80 tahun lalu hingga kini masih diperdebatkan. Beberapa ahli menemukan banyak kejanggalan yang membuat Pluto tidak layak sebagai planet selain adanya keunikan tersendiri.

Dunia bulat yang aneh itu, statusnya diturunkan dari planet menjadi planet kerdil pada tahun 2006 dan kemudian diklasifikasikan ulang.

Ilmuwan masih belum yakin bahan yang membuat Pluto, bagaimana terbentuknya, atau bagaimana secara aneh dibandingkan dengan delapan planet lainnya.

Ada pertentangan ketika mendefinisikan Pluto. Beberapa bepikir Pluto adalah planet, sedangkan lainnya menyebut sebagai planet kerdil atau plutoid.

NASA memiliki pesawat ruang angkasa yang terbang ke Pluto dan bertugas membuat gambar jarak dekat pada 2015. Gambar terbaik Pluto hingga sejauh ini adalah diambil tahun 2010 oleh teleskop ruang angkasa Hubble.

Perburuan Pluto dimulai pada tahun 1905 ketika Percival Lowell membuat hipotesis tentang kemungkinan kehadiran sebuah planet X di sistem tata surya terluar manusia. Lowell meninggal sebelum Pluto ditemukan.

Kemudian Clyde Tombaugh menemukannya pada tanggal 18 Februari 1930 dengan sebuah alat pemindai yang terkonsentrasi ke langit.

Tombaugh membandingkan dua foto yang diambil dari hasil observasi Lowell dan mencatat pergerakan obyek melawan latar belakang bintang.

Sebagian besar orbit Pluto di luar Neptunus. Tetapi polanya berbentuk empat persegi panjang jadi Pluto menghabiskan bagian orbit 248 tahun, waktu yang diambil untuk membuat satu lingkaran melingkari matahari dalam orbit Neptunus.

Pola Pluto secara ekstrim melandai sebanyak 17,1 derajat, dari tempat utama sistem tata surya di mana planet lainnya berjalan.

Asteroid juga melingkari matahari dalam sistem tata surya sebagai arus utama. Demikian juga halnya komet. Tetapi banyak komet seperti Pluto yang memiliki orbit yang lebih landai.

Kesamaan ini, ditambah dengan ukuran Pluto yang kecil, lebih kecil daripada bulannya Bumi, menuntun pada penurunan tingkatan derajat Pluto.

Studi pada tahun 2003 menunjukkan bahwa dibandingkan dengan planet yang tidak memiliki atmosfer, Pluto memiliki angin dan musim dan baru-baru ini muncul fase pemanasan global.

Sebuah teori utama formasi Pluto dan bulan terbesarnya, Charon adalah sebuah hal yang menarik. Asal mula Pluto ditabrak oleh obyek lainnya yang seukuran dengan Pluto.

Sebuah ledakan hebat dan banyaknya kosmik yang terpencar dan berdaur ulang menjadi lapisan baru dengan rotasi anyar pula. Bukti observasi Charon lebih besar daripada bulan lainnya jika dihubungkan dengan ukuran planet induknya, semakin membuat buram Pluto.

Sumber : inilah.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar