Rabu, 16 November 2011

Computer Vision

Computer Vision adalah salah satu bentuk aplikasi teknologi komputer dalam kehidupan dunia nyata (real world). Konsep dasar yang melandasi computer vision adalah computer becomes seeing machines, menjadikan komputer sebagai mesin yang mampu menangkap informasi visual yang ada di lingkungannya.

Proses yang ada pada computer vision adalah menjadikan computer acts like human sight, sehingga mendekati kemampuan manusia dalam menangkap informasi visual. Untuk mendukung proses ini, maka dalam computer vision dilakukan dalam empat tahapan utama yaitu :

  1. Image acquisition (proses penangkapan informasi visual dan proses pengubahan sinyal analog menjadi data digital, yang siap untuk diporoses oleh komputer)
  2. Image Processing (proses pengolahan informasi image yang telah diidgitalisasi oleh converter analog ke digital)
  3. Image Analysis (proses analisa terhadap image visual yang telah di proses sebelumnya)
  4. Image Understanding (dengan menerapkan konsep-konsep kecerdasan buatan -artificial intelligent-untuk memahami data visual yang ditangkapnya)

Contoh penerapan Computer Vision diantaranya :

1. Bidang Industri.

Kadang-kadang disebut visi mesin, dimana informasi ini diekstraksi untuk tujuan mendukung proses manufaktur. Salah satu contohnya adalah kendali mutu dimana rincian atau produk akhir yang secara otomatis diperiksa untuk menemukan cacat. Contoh lain adalah pengukuran posisi dan orientasi rincian yang akan dijemput oleh lengan robot. Mesin visi juga banyak digunakan dalam proses pertanian untuk menghilangkan bahan makanan yang tidak diinginkan dari bahan massal, proses yang disebut sortir optik.

2. Bidang pengolahan citra medis.

Daerah ini dicirikan oleh ekstraksi informasi dari data citra untuk tujuan membuat diagnosis medis pasien. Secara umum, data citra dalam bentuk gambar mikroskop, gambar X-ray, gambar angiografi, gambar ultrasonik, dan gambar tomografi. Contoh informasi yang dapat diekstraksi dari data gambar tersebut deteksi tumor, arteriosclerosis atau perubahan memfitnah lainnya. Hal ini juga dapat pengukuran dimensi organ, aliran darah, dll area aplikasi ini juga mendukung penelitian medis dengan memberikan informasi baru, misalnya, tentang struktur otak, atau tentang kualitas perawatan medis.

3. Bidang Industri Perfilman

Semua efek-efek di dunia akting , animasi, dan penyotingan adegan film semua di rekam dengan perangkat elektronik yang dihubungkan dengan komputer. Animasinya juga di kembangkan mempergunakan animasi yang dibuat dengan aplikasi komputer. Sebagai contoh film-film Hollywood berjudul TITANIC itu sebenarnya tambahan animasi untuk menggambarkan kapal raksasa yang pecah dan tenggelam, sehingga tampak menjadi seolah-olah mirip dengan kejadian nyata.

Sumber :

http://muhammadadri.wordpress.com/2009/04/06/materi-1-computer-vision-konsep-dasar/

http://www.scribd.com/doc/54460621/10-Penerapan-Computer-Vision

Selasa, 01 November 2011

Pendekatan Pengembangan Sistem

1. Pendekatan Klasik (classical approach)

disebut juga dengan Pendekatan Tradisional (traditional approach) atau Pendekatan Konvensional (conventional approach). Metodologi Pendekatan Klasik mengembangkan sistem dengan mengikuti tahapan-tahapan pada System Life Cycle. Pendekatan ini menekankan bahwa pengembangan akan berhasil bila mengikuti tahapan pada System Life Cycle.

2. Pendekatan terstruktur (Structured Approach)

Pendekatan terstruktur dilengkapi dengan alat-alat (tools) dan teknik-teknik yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem, sehingga hasil akhir dari sistem yang dikembangkan akan didapatkan sistem yang strukturnya didefinisikan dengan baik dan jelas. Beberapa metodologi pengembangan sistem yang terstruktur telah banyak yang diperkenalkan baik dalam buku-buku, maupun oleh perusahaan-perusahaan konsultan pengembang sistem.

3. Pendekatan Dari Atas Ke Bawah (Top-down Approach)

Pendekatan Dari Atas Ke Bawah (Top-down Approach) dimulai dari level atas organisasi, yaitu level perencanaan strategi. Pendekatan ini dimulai dengan mendefinisikan sasaran dan kebijaksanaan organisasi. Langkah selanjutnya dari pendekatan ini adalah dilakukannya analisis kebutuhan informasi. Setelah kebutuhan informasi ditentukan, maka proses turun ke pemrosesan transaksi, yaitu penentuan output, input, basis data, prosedur-prosedur operasi dan kontrol. Pendekatan ini juga merupakan ciri-ciri pendekatan terstruktur. Pendekatan atas-turun bila digunakan pada tahap analis sistem disebut juga dengan istilah decision analysis, karena yang menjadi tekanan adalah informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan oleh manajemen terlebih dahulu, kemudian data yang perlu diolah didefinisikan menyusul mengikuti informasi yang dibutuhkan.

Sumber:

http://wsilfi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/file/9882/Pengembangan+Sistem+1+2.pdf

Selasa, 25 Oktober 2011

Layanan Telematika

Telematika adalah singkatan dari Telekomunikasi dan Informatika. Istilah telematika sering dipakai untuk beberapa macam bidang, sebagai contoh adalah:

  • Integrasi antara sistem telekomunikasi dan informatika yang dikenal sebagai Teknologi Komunikasi dan Informatika atau ICT (Information and Communications Technology). Secara lebih spesifik, ICT merupakan ilmu yang berkaitan dengan pengiriman, penerimaan dan penyimpanan informasi dengan menggunakan peralatan telekomunikasi.
  • Secara umum, istilah telematika dipakai juga untuk teknologi Sistem Navigasi/Penempatan Global atau GPS (Global Positioning System) sebagai bagian integral dari komputer dan teknologi komunikasi berpindah (mobile communication technology).
  • Secara lebih spesifik, istilah telematika dipakai untuk bidang kendaraan dan lalulintas (road vehicles dan vehicle telematics).

1. Layanan Informasi

Layanan telematika yang pertama adalah layanan informasi. Pada layanan ini telematika menggabungkan sistem komunikasi dengan kendaraan yang bergerak seperti mobil untuk menawarkan layanan informasi yang disebut GPS, Layanan ini menyatukan sistem komunikasi dengan kendaraan seperti mobil untuk memberikan informasi kepada masyarakat.

Contoh dari layanan informasi tersebut adalah sebagai petunjuk jalan. Dan beberapa contoh lainnya adalah :

a. M – Commerce

b. VOD

c. News and weather

d. Telematik Terminal

e. Jasa pelayanan internet

f. Informasi lalu lintas terbaru

2. Layanan Keamanan

Layanan keamanan adalah suatu yang sangat penting untuk menjaga agar suatu data dalam jaringan tidak mudah terhapus atau hilang. Sistem dari keamanan ini juga membantu untuk mengamankan jaringan tanpa menghalangi penggunaannya dan menempatanya. Jika ketika jaringan berhasil ditembus. Keamanan jaringan di sini adalah memberikan peningkatan keamanan tertentu untuk jaringan serta untuk memantau dan memberikan informasi jika sesuatu berjalan tidak seharusnya. Layanan ini dapat mengurangi tingkat pencurian dan kejahatan. Seperti contohnya dengan menggunakan Firewall dan juga anti virus yang ada.

3. Layanan Context-Aware dan Event Base

Context awareness adalah kemampuan sebuah sistem untuk memahami si user, network, lingkungan, dan dengan demikian melakukan adaptasi yang dinamis sesuai kebutuhan.

Karakteristik dari user, network, lingkungan itu disebut konteks. Namun informasi konteks sendiri menjadi kompleks dan heterogen sesuai jenis layanan yang akan didukung. Maka context awareness menjadi masalah yang besar dan menarik dalam pengembangan aplikasi, khususnya mobile, beberapa tahun ke depan.

Beberapa bagian yang lebih sederhana dari context awareness telah mulai dibangun. Misalnya LBS: location-based service. Misalnya, sewaktu user mencari keyword tertentu (pom bensin, kafe, ATM, dll), maka ia akan memperoleh hasil yang berbeda tergantung pada posisi user. Ini dapat mulai digabungkan dengan beberapa info dari user. Misalnya pom bensin atau kafe di dekat posisi user yang menerima pembayaran dengan ATM yang dimiliki user.

4. Layanan Perbaikan Sumber

Layanan telematika yang terakhir adalah layanan perbaikan sumber. Resource Discovery Service (RDS) adalah sebuah layanan yang berfungsi untuk penemuan layanan utilitas yang diperlukan. The RDS juga berfungsi dalam pengindeksan lokasi layanan utilitas untuk mempercepat kecepatan penemuan.

Layanan perbaikan sumber yang dimaksud adalah layanan perbaikan dalam sumber daya manusia (SDM). SDM telematika adalah orang yang melakukan aktivitas yang berhubungan dengan telekomunikasi, media, dan informatika sebagai pengelola, pengembang, pendidik, dan pengguna di lingkungan pemerintah, dunia usaha, lembaga pendidikan, dan masyarakat pada umunya. Konsep pengembangan sumber daya manusia di bidang telematika ditujukan untuk meningkatkan kualitas, kuantitas dan pendayagunaan SDM telematika dengan tujuan untuk mengatasi kesenjangan digital, kesenjangan informasi dan meningkatkan kemandirian masyarakat dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi secara efektif dan optimal.

Kebutuhan akan SDM dapat dilihat dari bidang ekonomi dan bidang politik, yaitu :

· Dilihat dari bidang ekonomi

Pengembangan telematika ditujukan untuk peningkatan kapasitas ekonomi, berupa peningkatan kapasitas industry produk barang dan jasa.

· Dilihat dari bidang politik

Bagaimana telematika memberikan kontribusi pada pelayanan public sehingga menghasilkan dukungan politik.

Dari kedua bidang tersebut diatas kebutuhan terhadap telematika akan dilihat dari dua aspek, yaitu :

1. Pengembangan peningkatan kapasitas industry.

2. Pengembangan layana publik.

Sasaran utama dalam upaya pengembangan SDM telematika yaitu sebagai berikut :

a) Peningkatan kinerja layanan public yang memberikan akses yang luas terhadap peningkatan kecerdasan masyarakat, pengembangan demokrasi dan transparasi sebagai katalisator pembangaunan.

b) Literasi masyarakat di bidang teknologi telematika yang terutama ditujukan kepada old generator dan today generation sebagai peningkatan, dikemukakan oleh Tapscott.

Sumber :

http://id.wikipedia.org/wiki/Telematika

http://bluewarrior.wordpress.com/2009/11/28/layanan-context-aware-dan-event-base/

http://kyfi.wordpress.com/2011/10/11/layanan-informasi-layanan-keamanan-layanan-context-aware-event-base-layanan-perbaikan-sumber-resource-discovery-service-pada-telematika/

Kamis, 29 September 2011

Wireless Mesh

Pengertian Wireless
Wireless Technology atau teknologi nirkabel, atau lebih sering disingkat
wireless adalah teknologi elektronika yang beroperasi tanpa kabel. Wireless
technology dapat dimanfaatkan untuk komunikasi, dan pengontrolan misalnya.
Untuk komunikasi, dikenal wireless communication yaitu transfer informasi,
berupa apapun, secara jarak jauh tanpa penggunakan kabel misalnya ponsel,
jaringan komputer nirkabel dan satelit. Pengontrolan secara jarak jauh tanpa kabel
adalah salah satu contoh teknologi nirkabel. Misalnya penggunaan remote TV,
mobil kontrol, dan remote untuk membuka pintu garasi mobil. Masyarakat sudah
akrab dengan teknologi nirkabel. Baik karena masyarakat menggunakan ponsel
ataupun karena mulai banyak yang mengakses Internet melalui layanan hotspot.

Mengenal Wireless Mesh

Saat ini teknologi Wireless LAN (WLAN) menjadi semakin populer sebagai salah satu pilihan dalam menyediakan akses internet nirkabel pada lingkungan perusahan, kampus, pemukiman, ruang publik, dll. Wireless Mesh sebagai salah satu inovasi varian dari teknologi WLAN menawarkan suatu solusi yang unik karena dapat menggantikan ataupun memperkaya kemampuan infrastruktur jaringan internet yang telah ada, baik yang berbasis kabel maupun nirkabel, secara lebih efektif dan efisien karena mampu mencakup daerah layanan yang lebih luas dan sulit dijangkau tanpa mengesampingkan faktor sekuriti, mobility, dan QoS.

Wireless Mesh berkembang dengan memadukan antara standar Wireless LAN 802.11 a/b/g (lihat artikel sebelumnya mengenai Perbandingan Standar WLAN a/b/g). Secara teknis standar 802.11a (frekuensi 5,8 GHz) digunakan untuk menghubungkan antar AP sedangkan standar 802.11b/g berfungsi menghubungkan device klien ke AP.

Wireless Mesh hampir mirip dengan konfigurasi repeater mode, namun lebih diperluas lagi. AP yang digunakan tidak terbatas hanya 2 AP namun sudah tergolong banyak bisa lebih dari 2 AP. Hubungan antar AP tidak harus point-to-point dan menggunakan jaringan fisik namun sudah ke arah Multi point dan wirelessly.

Konfigurasi

Konfigurasi Wireless Mesh mirip dengan konfigurasi Wireless LAN biasa. Yang membedakan pada WLAN biasa AP terhubung melalui kabel ke jaringan intranet/internet melalui HUB/switch dan pada Wireless Mesh tidak semua AP tersambung langsung melalui kabel ke HUB/switch. Pada Wireless Mesh memungkinkan hubungan antar AP melalui jaringan wireless seperti pada jaingan Point-to-Multipoint. Selain untuk memperluas jangkauan, AP juga dapat tersambung langsung ke client.


Karakteristik Jaringan Wireless Mesh

Pada dasarnya solusi Wireless Mesh ini dikembangkan untuk mengatasi keterbatasan teknis pada teknologi WLAN generasi pertama di mana koneksi antara setiap Access Point dengan Switch masih sangat tergantung pada jaringan kabel ethernet dan secara tidak langsung dapat memberikan solusi berbasis teknologi WLAN yang lebih efektif dan efisien. Kendala implementasi terbesar akan muncul ketika daerah yang ingin dicakup sangat luas, terbuka, dan sulit diakses oleh jaringan kabel ethernet, seperti daerah outdoor. Selain itu jaringan kabel ethernet yang dibutuhkan untuk menghubungkan Access Point dengan Switch ini secara teknis juga memiliki limitasi jarak.

Solusi Wireless Mesh memperkenalkan suatu konsep dengan komunikasi nirkabel antar Access Point sebagaimana digambarkan pada Gambar 3.


Karakteristik dan kelebihan solusi Wireless Mesh antara lain:

1. Memberikan nilai tambah dalam mengawali dan mengembangkan bisnis akses internet nirkabel berkecepatan tinggi.

a. Solusi ini mampu mendukung fitur sekuriti dan mobility

b. Solusi ini mampu mendukung tingkat QoS yang cukup baik untuk menjalankan aplikasi triple play yaitu penggabungan suara, data, dan video dalam satu infrastruktur

c. User terminal seperti handset, PDA, Laptop, dan PCMCIA yang mampu mendukung teknologi WLAN berbasis IEEE 802.11b/g semakin mudah diperoleh, umum digunakan, dan terjangkau.

2. Mengurangi biaya kapitalisasi, instalasi, dan operasional.

a. Menggunakan koneksi nirkabel yang lebih ekonomis untuk koneksi antar Access Point dan Access Point dengan User Terminal.

b. Kemampun auto-configuration, self-organizing, dan self-healing yang memungkinkan penekanan biaya instalasi dan operasional.

c. Penyederhanaan sistem manajemen network yang tersentralisasi.

3. Solusi yang sangat fleksibel dan efisien jika dilihat dari kapasitas end user dan data rate yang dapat ditawarkan, luas daerah yang dapat dicakup indoor maupun outdoor, serta berbagai aplikasi yang dapat ditawarkan. Keuntungan penerapan Wireless Mesh ini adalah kemampuan dalam mengcover suatu area dan fleksibilitas dalam instalasinya

Komponen Jaringan Wireless Mesh

Arsitektur jaringan Wireless Mesh terdiri dari 3 elemen utama:

1. Access Point

Access Point berfungsi mengumpulkan, mendistribusikan, dan merutekan data trafik dalam daerah cakupannya. Access Point juga berfungsi menjaga keamanan dan keabsahan konektivitas suatu Access Point dengan Access Point lainnya dan suatu Access Point dengan User Terminal. Access Point pada Wireless Mesh terdiri dari dua subsistem:

Access Link � menyediakan konektivitas antara Access Point dengan User Terminal yang dikembangkan berdasarkan standar IEEE 802.11b/g yang beroperasi pada band frekuensi 2.4 GHz dan mampu mendukung akses data rate hingga maksimum 54 Mbps.

Transit Link � menyediakan konektivitas antara suatu Access Point dengan Access Point lainnya dan/atau ke jaringan distribusi berbasis kabel ethernet. Link ini dikembangkan berdasarkan standar IEEE 802.11a yang beroperasi pada band frekuensi 5.8 GHz dan mampu mendukung akses data rate hingga maksimum 54 Mbps.


2. Wireless Gateway

Wireless Gateway berfungsi memfasilitasi koneksivitas ke WAN (intranet/internet) publik dan reach ablility pada jaringan distribusi. Wireless Gateway juga berfungsi sebagai titik sentral pelaksanaan fitur mobility dan sekuriti.

Fitur mobility pada Wireless Gateway memungkinkan terjadinya proses perpindahan user dari satu Access Point ke Access Point lainnya tanpa harus kehilangan konektivitasnya. Semantara fitur sekuriti pada Wireless Gateway berfungsi sebagai lapisan kedua proses sekuriti jaringan yang juga didukung oleh standar IEEE 802.11a/b/g pada level access link dan transit link. Sekuriti jaringan antara Access Point dan Wireless Gateway ini diwujudkan melalui implementasi IPSec tunnel protocol.

3. Network Operations Support System (NOSS)

Network Operations Support System (NOSS) berfungsi menyediakan sistem manajemen dan administrasi yang tersentralisasi untuk memonitor dan mengatur performansi dan konfigurasi seluruh elemen jaringan Wireless Mesh. Beberapa bagian penting dari NOSS antara lain:

Optivity Network Management System (ONMS) - yang berfungsi sebagai titik sentral pelaksanaan sistem manajemen bagi seluruh elemen jaringan Wireless Mesh.

Industry-standard: FTP, RADIUS, DHCP, dan SNTP Server.

Perencanaan Wireless Mesh

Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merancang jaringan Wireless Mesh:

Setiap Access Point harus terhubung paling sedikit dengan dua Access Point lain (dua koneksi Transit Link) untuk mendukung fitur self-healing dan proses re-routing jika ada Access Point yang bermasalah.

Untuk memaksimalkan perfomansi jaringan, dua atau lebih Transit Link harus terhubung dengan Access Point @ NAP; yaitu Access Point yang memiliki hubungan langsung (via kabel ethernet) dengan jaringan distribusi berbasis kabel ethernet.

Kapasitas jaringan dan data rate yang ingin dicapai.

Jarak antar Access Point dan luas daerah yang dapat dicakup oleh satu Access Point yang didasarkan pada karakteristik radio propagation pada daerah yang ingin dicakup.

Tabel 1. Estimasi Jarak Maksimum

Instalasi jaringan Wireless Mesh terutama pada sisi Access Point relatif lebih sederhana karena setelah proses instalasi dan pencatuan daya, Access Point mampu melakukan proses Transit Link auto-discovery, auto-configuration, dan self-organizing. Beberapa hal yang perlu dilakukan sebelum instalasi Access Point pada jaringan Wireless Mesh antara lain:

Perencanaan skema IP Addressing

Instalasi dan konfigurasi komponen manajemen sistem (NOSS)

Instalasi dan konfigurasi Wireless Gateway

Instalasi dan konfigurasi Access Point @ NAP

Contoh Aplikasi dan Implementasi Jaringan Wireless Mesh

Beberapa contoh penerapan solusi Wireless Mesh:

1. Enterprises

Solusi Wireless Mesh dinilai paling efisien dalam menyediakan atau mempeluas daerah layanan akses internet nirkabel baik indoor maupun outdoor.

Di lingkungan Universitas, sekolah, perusahaan, pabrik, rumah sakit, bandara, hotel, convention centres, pusat perbelanjaan, gelanggang olahraga, taman, dll

Instalasi sementara dimana akan diselenggarakan event-event khusus seperti pameran, pekan olah raga, usaha pemulihan dari peristiwa bencana, dll.

2. Penyedia Jasa Internet

Solusi yang mampu meningkatkan pendapatan dan produktifitas usaha jika dilihat dari kapasitas, data rate, luas daerah cakupan, jenis aplikasi, dan berbagai skenario billing yang dapat ditawarkan

3. Pemerintahan dan Militer/Kepolisian

Untuk meningkatkan kinerja instansi pemerintah dan kualitas public safety bagi warganya, menstimulasi pertumbuhan bisnis di suatu kota atau daerah wisata, dan menyediakan layanan internet di daerah pemukiman penduduk, urban maupun rural.

Beberapa contoh implementasi jaringan Wireless Mesh adalah di beberapa lokasi sebagai berikut :

1. NASA Kennedy Space Station�s Joint Industry Press Center (JIPC)

Implementasi ini bertujuan untuk menyediakan solusi jaringan akses internet nirkabel yang mampu mendukung mobilitas para jurnalis di daerah indoor maupun outdoor Kennedy Space Centre. Solusi Wireless Mesh memungkinkan para jurnalis mengakses jaringan internet dengan menggunakaan laptop atau PDA-nya dan berpindah dari satu area press release ke area press release lainnya tanpa harus kehilangan konektivitasnya.

2. University of Arkansas

Solusi Wireless Mesh memungkinkan para mahasiswa mengakses jaringan internet dan intranet dari setiap sudut kampus baik indoor maupun outdoor dan berpindah dari satu daerah ke daerah lain dalam ruang lingkup kampus tersebut tanpa harus kehilangan konektivitasnya.

3. Taipei City\'s \"M-City\" (Mobile City)

Implementasi ini bertujuan untuk menyediakan layanan broadband akses internet di stasiun-stasiun yang padat penumpang, gedung-gedung perkantoran dan perdagangan, serta lokasi-lokasi penting lainnya di kota Taipei dan diyakini sebagai implementasi jaringan Wireless Mesh terbesar saat ini. Solusi Wireless Mesh meliputi 10.000 Access Point yang akan mencakup 272 km2 daerah layanan dan melayani sekitar dua juta penduduk Taipei.

Kesimpulan

Beberapa hal yang bisa diambil sebagai kesiumpulan artikel di atas adalah sebagai berikut :

1. Solusi Wireless Mesh merupakan varian dari WLAN yang ada yang dapat digunakan sebagai salah satu solusi untuk memenuhi pengguna internet wireless

2. Wireless Mesh sangat cocok bila digunakan tidak hanya untuk solusi indoor saja namun juga untuk area coverage outdoor

3. Teknologi Wireless Mesh memadukan antara teknologi WLAN dengan standar IEEE 802.11 a/b/g

4. Pada Wireless Mesh dikenal 2 tipe koneksi yaitu access link dan transit link


Sumber :
- lecturer.ukdw.ac.id/othie/Ponsel.pdf
- http://www.ristinet.com/index.php?ch=8&lang=&n=321&page=2